Kamis, 23 Oktober 2014

Kemanakah Sikunirku yang Dulu..??

Bbrrr.. Saat pintu Elf terbuka udara dingin mulai mengusik kehangatan tubuh saya dan teman2 yang lain.. saya pun langsung memakai sarung tangan dan tak lupa memasang masker karena angin kencang menerbangkan debu-debu yang merasa bebas terbang kemanapun mereka inginkan ataukah karena mereka pasrah akan kekuatan sang angin yang tak dapat ditolak..

Ya.. pagi itu tepatnya jam 4 subuh, saya tiba di Desa Sembungan yaitu desa tertinggi di pulau Jawa tepatnya di daerah Dataran Tinggi Dieng Wonosobo.. Walaupun ini yang keempat kalinya saya mengunjungi Dieng tapi ini adalah kedua kalinya saya menginjakan kaki saya di Desa Sembungan.. Setelah dua tahun berlalu ternyata begitu cepat perubahan di Desa Sembungan, yang kurasakan saat ini tak ada lagi keheningan di jalan menuju Bukit Sikunir.. Justru yang kulihat adalah gambaran dari suasana Penanjakan 1 di Bromo yang lebih terasa, karena sekarang di Desa Sembungan sudah banyak jasa ojek yang siap mengantar para pengunjung untuk menuju Bukit Sikunir, sama persis dengan Penanjakan 1 yang juga banyak jasa ojek berlalu lalang.. begitu banyak jasa ojek yang berseliweran bergantian menawarkan jasa mereka membuat debu-debu semakin tebal dan membuat sesak nafas..

Sebelum menuju Bukit Sikunir yang terkenal dengan Golden Sunrisenya, saya memutuskan untuk menunaikan ibadah sholat subuh terlebih dahulu di masjid yang saya lewatin..setelah itu saya lebih memilih jalan kaki untuk sampai ke kaki Bukit Sikunir karena ingin lebih merasakan sensasi udara dingin Desa Sembungan.. saya berjalan perlahan-lahan sambil berbincang-bincang dengan Pak Ari guide kami,sungguh luar biasa pengalaman yang diceritakan Pak Ari kepada saya.. Sudah begitu banyak gunung yang beliau daki dan tidak ada kesombongan yang saya lihat dari Pak Ari tapi justru kerendahan hatilah yang terpancar dari wajah dan gaya bicara beliau.. Sayapun suatu saat nanti ingin mendaki bersama Pak Ari dan beliau pun berjanji akan mengajak saya untuk mendaki bersama.. yeahh senangnya.. :)

Tanpa terasa saya dan Pak Ari akhirnya tiba di kaki Bukit Sikunir.. karena teman-teman yang lain sudah tracking ke puncak, tanpa istirahat saya pun langsung tracking menuju puncak Sikunir karena sebentar lagi sang Surya akan memancarkan keindahannya dalam balutan keemasan yang menawan..Sampai di puncak saya tetap belum menemukan teman-teman yang lain dan saya pun terpisah dari Pak Ari karena begitu banyak pengunjung yang ingin menikmati keindahan Golden Sunrise, saya katakan mereka pengunjung karena mereka hanya ingin sekedar berburu sunrise dan hampir dari mereka tidak memperhatikan yang namanya kebersihan alam.. mereka begitu mudahnya membuang sampah.. sungguh bikin gregetan hati tapi apalah daya diri tak mampu untuk berbuat apapun karena jumlah mereka begitu banyak dan disini saya sendiri.. hikz hikz..

Kegelisahan hati yang melihat sampah begitu banyak sejenak terobati saat sang Surya mulai menampakkan diri dan saya pun terpesona oleh keindahan ciptaanMu Ya Allah.. Apalah arti diri ini yang begitu kecil dan hina dihadapanMu.. Golden Sunrise memancarkan keindahannya dan tak lupa saya pun mengabadikan moment yang indah itu.. Setelah moment itu sedikit demi sedikit mulai menghilang, saya kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa memang Sikunirku dua tahun yang lalu telah hilang.. Semua telah berubah, hanya Golden Sunrise saja yang tidak akan pernah berubah.. 

Golden Sunrise Sikunir Hill

Begitu banyak pedagang di puncak dan pengunjung yang tidak memperhatikan etika dalam bercengkrama dengan alam.. hati ini hanya bisa mendesah semoga mereka semua bisa memahami apa arti dari menjaga alam.. Keterkejutanku tak hanya sampai di sini, saat melihat Telaga Cebong tak lagi kulihat hamparan rumput yang hijau di pinggir telaga.. yang dua tahun lalu saya dan teman-teman masih bercanda dan berfoto serta duduk-duduk di rumput itu.. sekarang yang saya lihat adalah banyaknya bangunan yang berdiri di atas lahan itu dan pastinya tak ada lagi rumput yang menghiasi telaga..
Telaga Cebong - Hamparan rumput itu sudah menjadi bangunan dan lahan parkir

Walaupun kau banyak berubah tapi kau tetap tersimpan manis di memoriku Sikunirku.. Golden Sunrisemu yang memancarkan keindahan akan selalu membuatku terpesona..Semoga mereka yang ingin melihat keindahanmu akan mengerti arti pentingnya alam sehingga mereka akan lebih menghargaimu dan alam-alam yang lainnya.. 
Bersama teman-teman istimewaku

Saya pun perlahan meninggalkan Bukit Sikunir dan suatu saat nanti saya akan kembali lagi ke puncak Sikunir dan saya berharap Sikunir akan lebih indah dari yang kulihat hari ini dan dari dua tahun yang lalu.. :)

0 komentar:

Posting Komentar